Al-Qur'an
adalah firman Allah SWT, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai
kitab suci agama Islam. Diantara tujuan utama diturunkannya adalah untuk
pedoman bagi umat manusia di dalam menjalani dan menata kehidupan agar
memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Sebagaimana
diketahui bahwa iman merupakan pondasi kokoh yang ada dalam setiap gerak
langkah seseorang dan mempunyai pengaruh yang sangat besar. Iman bisa menjadi
stabilisator dan dinamisator hidup. Iman adalah sumber kebahagiaan dan
ketiadaan iman adalah sumber derita dan petaka, karena iman sangat mahal
harganya bahkan ia lebih mahal dari langit dan bumi.
Berkenaan
dengan persoalan iman, penulis akan men-takhrij
sebuah hadis tentang iman riwayat Ibn Majah (209-273 H), hadis yang dimaksud
adalah;
لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُؤْمِنَ بِأَرْبَعٍ، بِاللَّهِ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ، وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ، وَبِالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْقَدَرِ
Secara
sistematis, langkah-langkah yang akan dilakukan dalam men-takhrij hadis di atas
adalah sebagai berikut; (1) Takhrij al-hadith, (2) Al-I'tibar (3)
Tarjamah al-Ruwat dan Naqd al-Sanad, (4) Natijah (al-Hukm
'ala al-hadith), (5) Naq al-Matn, serta (6) Fiqh al-Hadith (Sharh
al-Hadith).
[+/-] Monggo Dibaca Sekilas...
[+/-] Ringkasan...